Rumah Sakit Di Kota Kecilku itu…Peninggalan Belanda

rs.dustira cimahi
Inilah lorong/jalan, yang membawa saya pada pengalaman yang sulit dilupakan

Sakit Di Kota Kecilku itu…Peninggalan Belanda

Pada saat itu senin malam kira-kira pkl.20.00, saya diberi kabar kalau salah satu kakak saya yang tinggal di cimahi, terserang stroke, dan kondisinya “koma” tidak sadarkan diri,  sayapun coba  mengabari saudara2 yang tinggal dijakarta tentang berita ini, dan alhasil kami sepakat berkumpul di rumah kaka tertua lami di Bintaro.

Pkl. 19.30 wib, kami akhirnya berkumpul di bintaro Jakarta selatan di kediaman kakak tertua.. untuk sama-sama segera berangkat menuju Rumah Sakit Dustira cimahi, karena informasi terakhir yang kami dapat saudara “Nora” yang terserang stroke di bawa ke rumah sakit tsb.

Selama dalam perjalanan kami memantau kondisi “Nora” , semua tegang, karena kabar terakhir kondisinya kritis dan harapan hidup tipis.

Jam sudah menunjukkan pkl.23.15 WIB, saat kami masuk kepalataran parkir Rumah Sakit peninggalan Belanda itu yang konon begitu banyak menyimpan kisah-kisah misteri, setidaknya begitu yang saya dengar ketika saya masih kecil dan bersekolah di kota cimahi,

Jujur karena saya sudah lama, hampir 8 tahun tidak menginjak ruangan dalam Rumah Sakit ini, jadi ketika saya coba cari jalan, malah nyasar-nyasar entah ke bangsal berapa sehingga saya terpisah dengan rombongan keluarga, , sayapun akhirnya berjalan sendirian.. ditengah suasana sepi, dingin dan hembusan angin yang membuat bulu kuduk merinding…sesekali terbawa aroma amis…hmmm…mmm!!!.

Bohong rasanya kalau saya tidak diliputi rasa takut, walaupun saya sering berhadapan dengan suasana-suasana HOROR spt ini, tapi sumpah…!!!, kali ini lain sekali yang saya rasakan,” hadeeuuuhhh..hhh dalam hati  ada dimana nih gue..”  sepi ngga ada satupun orang lewat..mungkin karena sudah tengah malam pikir saya.

Dan  akhirnya ..nah..h..saya melihat ada suster sedang mendorong tempat tidur pasen, tanpa pikir panjang saya panggil dia karena jarak kami tidak begitu jauh…”sustersustersuster…”,  aneh suster itu tidak bereaksi sama sekali dengan panggilan saya, akhirnya saya percepat langkah saya untuk menyusulnya,   lho..ini suster ko’ malah mempercepat jalannya juga seolah takut saya hampiri sambil terus mendorong tempat tidur pasennya,  saya jadi penasaran untuk mengikutinya, mau kemana sih ni’ suster..???, nafas gue  udah ngos-ngosan maklum ngga pernah olah raga, dia malah ngajak jalan cepat, suster…sus…sus…..!!!, sebentar suster saya mau tanya… dia malah terus mempercepat jalannya.

waduhh…hhh.. ini tempat makin ke belakangaja perasaan…

Dan penerangannya ko makin remang-remang alias buram, seingat gue ini dulu jalan menuju bangsal bersalin tapi ko’ suasananya menyeramkan begini, coba gue ikutin terus aja,memory saya tiba-tiba mulai sadar kalau ini ada yang ngga beres, saya menghentikan langkah tidak jauh dari bangunan yang seingat saya itu bangsal bersalin, karena beberapa keponakan saya lahir disitu,   jadi tempat itu sangat familiar buat saya…hanya kenapa sekarang ko’ terlihat tidak serapih dulu bahkan nampak seperti tempat yang menyeramkan, belum habis saya berfikir tiba-tiba  terdengar.. suara tangis bayi yang agak aneh lirih terdengarnya yang …bercampur dengan suara tertawa wanita… suaranya jelas tapi terdengar ngga wajar tertawanyapun benar-benar menakutkan ..hiiii..hi..hi..hi..hi!!!, waduhhh..hhhh, ngga beres.. nih ..

Tapi kenapa perasaan gue ko malah ngajak kesana… kaki ini melangkah kesana…wah..hh  ngga bisa didiemin nih, akhirnya saya konsentrasi dan membacakan doa-doa, kemudian … saya putuskan putar balik , niat saya mencari kamar dimana saudara saya sedang di tangani serius karena kondisinya krtitis, walaupun rasa  panasaran ingin melihat siapa yang tertawa ditengah malam di ruang bersalin dengan tawa yang  aneh itu semakin kuat.

Sambil melangkah ke arah berlawanan pikiran terus bertanya…?, tiba-tiba  belum jauh berjalan, saya berpapasan dengan rombongan yang tadi terpisah, “Lho..kamu kemana her.. dicari ko malah ninggalin..gimana sih..!!!”, ya..sudah nanti saja ceritanya jawab saya, sekarang kita harus buru-buru sampe di ruang yang kita cari.. “itu om,….tempatnya salah satu keponakan yang memang tinggal di cimahi memberi tau”.

Begitu kami sampe langsung melihat kondisi saudara kami “nora” secara bergantian, setelah selesai menjenguk kami berdiskusi dengan dokter, hasilnya dokter itu mengatakan .. “saudara kami kondisnyai koma, dan diharapkan semua saudara2nya berkumpul untuk memberikan doa..”

Saya diminta memimpin doa, untuk kesembuhan “nora” saudara kami, dan semua, kami kembalikan kepada yang Maha segalanya.. Allah SWT.

Lalu kamipun segera mempersiapkan segala kemungkinan yang paling terburuk , saat saya dan saudara-saudara yang lain berbincang-bincang mengenai segala sesuatunya, tiba-tiba  telinga saya ada yang meniup-niup…se-olah-olah mengajak saya melangkah pergi.. aneh juga, tapi membuat saya semakin penasaran.

Lalu saya bertanya pada keponakan saya “kalo kamar jenazah dimana…???”.

Itu deket dari sini om’…posisi kita ini memang di belakang, och… iya ya…ya..udah lupa.. kalau begitu pasenpasen yang berada diruang ini, berarti memang pasen sekarat…ya…dalam hati saya, tiba-tiba kaki saya sudah melangkah seperti ada yang mengajak…., ehh…om’ mau kemana teriak keponakan saya, …cari makanan jawab saya…!!!.

Jam sudah menunjukkan pkl. 24.55 WIB, saya ikuti saja langkah kaki, pas sampai di depan pintu bangsal orang sakit jiwa.. saya berhenti dan berfikir, ke kiri atau kekanan, jika kekiri artinya ke tempat dimana tadi saya mengikuti suster aneh…lalu mendengar suara tangis bayi dan tawa aneh seorang wanita.

Saya putuskan melangkah ke kanan untuk keluar cari makan…tiba-tiba kuping saya kembali ada yang meniup,… hmmm..mmmm, “ach,,,gue laper cari makanan dulu di luar..”, belok kanan saja ..terus lurus.. tapi tiba-tiba di persimpangan lagi-lagi..kaki kaya ada yang mengarahkan belok kanan…!!!, hadeuhhh…hhhh… aneh… bin ajaib.

oke…ya…a..gue ikutin deh…apa sih …maunya, dan tiba-tiba…!!!.

Kira-kira kurang lebih 20 meter di depan, ada pasen memakai kursi roda keluar dari kamarnya…lho…lho… ngapain tuh… pasen, tengah malah,  keluar sendirian pikir saya, waduh..hhhh…ko angga ada suster yang mengantar, saya coba kejar.. tapi…dia berbelok…sambil ngos-ngosan saya kejar,.. aneh, setelah belokan, jalan lurus panjang…tapi si pasen dengan kursi roda itu sudah…menghilang di heningan malam entah kemana…???, saya melihat jam di ponsel menunjukkan pkl.01.15

Saya yang memang selalu penasaran dengan hal-hal seperti itu, mencoba untuk menganalisa…” ini halusinasi…atau memang nyata” … ach.. sabodo amat dehh.. gue makan dulu aja perut sudah lapar…!!!.

Selesai makan bubur ayam di luar, saya kembali ke dalam rumah sakit peninggalan Belanda itu, tidak terasa sudah pkl.02.35, saya kembali menyusuri jalan yang mirip lorong diantara taman-taman,  pohon sukun dengan daunnya yang lebar-lebar tumbuh di antara rerumputan dan taman-taman yang terlihat rapih tapi tetap membawa kesan mistis karena di malam hari,  mungkin juga karena  bangunannya yang terlihat kokoh itu dan gaya arsitektur belanda zaman dahulu.

Ketika saya sampai di depan gerbang bangsal sakit jiwa, ada kejadian yang tidak masuk akal…. saya melihat tempat sampah besar di dalam ruangan terbuka di bangsal sakit jiwa itu, menutup dan membuka sendiri secara perlahan-lahan… saya coba perhatikan dengan seksama… apakah tikus yang memang besar2 terjebak di tempat sampah itu…tapi tidak mungkin,karena itu ada dalam ruangan… saya mencoba meyakinkan dengan mengucek mata saya….apa saya mengantuk sehingga apa yang saya lihat jadi bergerak ternyata saya dalam kondisi sadar…secara perlahan tutup sampah besar itu menutup dan membuka sendiri pelan-pelan “slow motion”…sedang asyiikk …kk saya memperhatikan, tiba-tiba …. tidak lama kemudian saya tersentak kaget… dan mau berteriak tapi ..ngga bisa … membuat jantung rasanya copot…hah..hh…hh… beneran tuh… pikir saya, karena tidak jauh dari ruang  dimana tempat sampah besar itu berada …muncul   ….sesososok  …haduhhh..hhh ,……., ngga sanggup saya menggambarkannya…. bagus ngga copot nih jantung….. 

5 Komentar

Filed under cerpen

5 responses to “Rumah Sakit Di Kota Kecilku itu…Peninggalan Belanda

  1. sarah fauziah sundayana

    Muncul apaaa??? ko ga disebutinn, bikin pnasaran!!!

  2. nafisa

    Aku suka sma cerita itu seneng banget dengernya tapi sedikit merinding

  3. Anonim

    Pamali lain tuluykeun nyarita th..

Tinggalkan Balasan ke sarah fauziah sundayana Batalkan balasan